Kamis, Desember 18, 2008
When I Say That I Love you
WHEN I SAY THAT I LOVE YOU
by : Franky Sihombing
(*) dedicated to everybody that feel lonely. Be Blessed !! God is always by our side...
YOU FEEL THAT YOU'RE LONELY
IT DOESN'NT PROVE THAT YOU ARE ALONE
YOU FEEL THAT NOBODY WANT YOU
IT DOESN'T MEAN THAT NO ONE CARES ABOUT YOU
REFF:
LISTEN TO THE WORD I SAY
THAT I WILL ALWAYS BY YOUR SIDE
YOU MEAN EVERYTHING TO ME
THAT I WILL NEVER LEAVE YOU
CAUSE I LOVE YOU SO
IF YOU THINK THAT YOU'RE NOTHING
BUT FOR ME YOU ARE SOMETHING BEAUTIFUL
YOU THINK THAT YOU CAN'T DO ANYTHING
BUT YOU CAN DO A LOT OF THINGS WITH ME
WHEN I SAY THAT I LOVE YOU
IT'S MEAN I GIVE THE BEST FOR YOU
WHEN I SAY THAT I LOVE YOU
I WILL GIVE EVERYTHING FOR YOU
NO MORE FEAR ABOUT THE FUTURE
AND BLAME FOR THE PAST
I'LL GIVE EVERYTHING WHEN I SAY THAT I LOVE YOU
I WANT YOU TO KNOW THAT I DIED FOR YOU
I WANT YOU TO KNOW THAT I'LL GIVE ALL MY LIFE FOR YOU
WHEN I SAY THAT I LOVE... SAY THAT I LOVE YOU
Rabu, November 12, 2008
Judge Me By The Footprints I Leave Behind
A story is told about a soldier who was finally coming home after having fought in Vietnam. He called his parents from San Francisco. "Mom and Dad, I'm coming home, but I've got a favor to ask. I have a friend I'd like to bring with me." "Sure," they replied, "we'd love to meet him." "There's something you should know the son continued, "he was hurt pretty badly in the fighting. He stepped on a land mined and lost an arm and a leg. He has nowhere else to go, and I want him to come live with us." "I'm sorry to hear that, son. Maybe we can help him find somewhere to live." "No, Mom and Dad, I want him to live with us." "Son," said the father, "you don't know what you're asking. Someone with such a handicap would be a terrible burden on us. We have our own lives to live, and we can't let something like this interfere with our lives. I think you should just come home and forget about this guy. He'll find a way to live on his own." At that point, the son hung up the phone. The parents heard nothing more from him. A few days later, however, they received a call from the San Francisco police. Their son had died after falling from a building, they were told. The police believed it was suicide. The grief-stricken parents flew to San Francisco and were taken to the city morgue to identify the body of their son. They recognized him, but to their horror they also discovered something they didn't know, their son had only one arm and one leg. The parents in this story are like many of us. We find it easy to love those who are good-looking or fun to have around, but we don't like people who inconvenience us or make us feel uncomfortable. We would rather stay away from people who aren't as healthy, beautiful, or smart as we are. Thankfully, there's someone who won't treat us that way. Someone who loves us with an unconditional love that welcomes us into the forever family, regardless of how messed up we are. Tonight, before you tuck yourself in for the night, say a little prayer that God will give you the strength you need to accept people as they are, and to help us all be more understanding of those who are different from us!!! There's a miracle called -Friendship- that dwells in the heart. You don't know how it happens or when it gets started. But you know the special lift It always brings and you realize that Friendship Is God's most precious gift! Friends are a very rare jewel, indeed. They make you smile and encourage you to succeed. They lend an ear, they share a word of praise, and they always want to open their hearts to us.
Selasa, November 11, 2008
Bambu dan Pakis
"Tuhan", kataku. "berikan aku satu alasan untuk tidak berhenti?"
Dia memberi jawaban yang mengejutkanku.
"Lihat ke sekelilingmu", kataNya. "Apakah engkau memperhatikan tanaman pakis dan bambu yang ada dihutan ini?"
"Ya", jawabku.
Lalu Tuhan berkata, "Ketika pertama kali Aku menanam mereka, Aku menanam dan merawat benih-benih mereka dengan seksama. Aku beri mereka cahaya. Aku beri mereka air. Pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat. Warna hijaunya yang menawan menutupi tanah. Namun, tidak ada yang terjadi dari benih bambu. Tapi, Aku tidak berhenti merawatnya.
Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap tidak ada yang terjadi dari benih bambu. Tetapi Aku tidak menyerah terhadapnya. "
"Dalam tahun ketiga tetap tidak ada yang tumbuh dari benih bambu itu, tapi Aku tetap tidak menyerah. Begitu juga dengan tahun ke empat. "
"Lalu pada tahun ke lima, sebuah tunas yang kecil muncul dari dalam tanah. Bandingkan dengan pakis, itu kelihatan begitu kecil dan sepertinya tidak berarti.
Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh dengan mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki. Dia membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu membuat dia kuat dan memberikan apa yang dia butuhkan untuk bertahan. Aku tidak akan memberikan ciptaanku tantangan yang tidak bisa mereka tangani. "
"Tahukan engkau anakKu, dari semua waktu pergumulanmu, sebenarnya engkau sedang menumbuhkan akar-akarmu? Aku tidak menyerah terhadap bambu itu. Aku juga tidak akan pernah menyerah terhadapmu. "
Tuhan berkata "Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Bambu-bambu itu memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan pakis. Tapi keduanya tetap membuat hutan ini menjadi lebih indah.”
"Saat mu akan tiba", Tuhan mengatakan itu kepadaku. "Engkau akan tumbuh sangat tinggi"
"Seberapa tinggi aku harus bertumbuh?" tanyaku.
"Sampai seberapa tinggi bambu-bambu itu dapat tumbuh?" Tuhan balik bertanya.
"Setinggi yang mereka mampu?" Aku bertanya
"Ya." jawabNya, "Muliakan Aku dengan pertumbuhan mu, setinggi yang engkau dapat capai."
Lalu aku pergi meninggalkan hutan itu, menyadari bahwa Allah tidak akan pernah menyerah terhadap ku. Dan Dia juga tidak akan pernah menyerah terhadap Anda.
Jangan pernah menyesali hidup yang saat ini Anda jalani sekalipun itu hanya untuk satu hari.
Hari-hari yang baik memberikan kebahagiaan; hari-hari yang kurang baik memberikan pengalaman; kedua-duanya memberi arti bagi kehidupan ini.
Selasa, Oktober 07, 2008
BERBUAH-BUAH BAGI TUHAN
Kalau Tuhan memilih kita bukan asal pilih, tetapi dengan satu tujuan yaitu supaya kita pergi dan menghasilkan buah. Lebih daripada itu, ada tujuan lain lagi: apa yang kita minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu."
Ada 5 macam buah, yaitu:
a. Buah roh (Gal 5:22,23): berbicara tentang perbaikan dalam sikap dan karakter. Ada keseimbangan antara karunia dan karakter.
b. Buah pekerjaan yang baik (Kol 1:10): menjadi pendamai antara manusia dengan Allah
melalui Kristus dan berusaha hidup damai dengan sesama.
c. Buah untuk hidup yang kekal (Yoh 4:36): memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan.
d. Buah kebenaran (2 Kor 9:10): memiliki pikiran dan perasaan Kristus untuk mengasihi orang-orang yang memerlukan pertolongan, misalnya orang-orang miskin.
e. Buah pertobatan (Mat 3:8): perubahan pola hidup setelah bertobat, tidak melakukan perbuatan manusia lama.
Tuhan merindukan agar kita berbuah (Yoh 15:1-2), dan jika kita sudah berbuah akan semakin dibersihkan, supaya semakin banyak berbuah. Rahasia untuk berbuah banyak adalah kita harus tinggal di dalam Yesus dan Yesus di dalam kita. Artinya kita harus mengasihi Tuhan. Jika kita sudah berbuah banyak, maka kita akan menyenangkan hati Allah Bapa dan kita akan disebut murid-murid Yesus.
Jika tahun 2008 (tahun Yahudi 5768) disebut Samekh Het, yaitu tahun permulaan yang baru. Bagaimana kasih Tuhan dicurahkan ke dalam hati kita. Kita semakin mengasihi Tuhan dengan segenap hati, kekuatan, akal budi dan jiwa kita. Jika kita sudah mengasihi Tuhan dengan kasih mula-mula, maka kita akan dapat berbuah-buah banyak.
Kemudian setelah tanggal 29 September 2008 ini, tahun Yahudi akan mengalami pergantian menjadi Tahun Samekh Tet. Tet (angka "9") dalam bilangan Ibrani seperti gambaran "rahim". Artinya ini berarti seperti 9 bulan masa kehamilan dan disempurnakan dengan melahirkan. Sebab itu, tahun 2009 (tahun Yahudi 5769) merupakan tahun berbuah-buah, musim panen raya, mengalami pelipatgandaan. Apa yang kita minta kepada Bapa, maka tahun 2009 ini kita akan menuai. Kita akan melahirkan ide-ide yang kreatif, mengalami perluasan dalam hal pekerjaan, pelayanan dan bisnis kita. Dan akhirnya kita akan mengalami pelipatgandaan: 2 jadi 4, 4 jadi 16 dan seterusnya.
Ciri-ciri orang yang berbuah: menyukai dan merenungkan firman Tuhan, mengucapkan dan memperkatakan kebenaran Firman Tuhan, menyaksikan tuntunan Tuhan dalam hidup kita.
Kunci untuk berbuah-buah adalah:
1. Seperti Maria kita harus duduk di kaki Tuhan Yesus (Luk 10:39 b), lebih sering masuk hadirat Tuhan, merenungkan firman Tuhan siang dan malam. Akan ada ide-ide kreatif untuk menjalani hidup dan masalah yang ada. Mari berdoa dengan sungguh-sungguh. Hadirat Tuhan itu bukan masalah tempat, tetapi bagaimana sikap hati kita saat menyembah Tuhan.
2. Maria menyentuh dan mengerti kebutuhan Yesus pada saat itu (Yoh 12:3,7). Sebab itu, kita harus peka dan tanggap dengan kehendak Tuhan pada zaman ini. Tuhan Yesus ingin datang untuk keduakalinya ke dunia ini. Apakah kita sudah siap? Dengan cara melipatgandakan Kerajaan Allah di manapun kita berada: sekolah, pekerjaan dan rumah tangga kita.
3. Saat kematian Lazarus, Maria tersungkur di depan kaki Yesus dan menangis (Yoh 11:32), Maria merendahkan diri dan menyembah Tuhan. Akibatnya Yesus menjadi menangis, masygul, terharu dan akhirnya membangkitkan Lazarus (Yoh 11:33-43). Hari-hari ini kita harus menyembah Tuhan dengan cara melakukan kehendak Tuhan, apa pun resikonya.
Karena Tuhan mengasihi kita, maka Tuhan akan mengkondisikan keadaan supaya kita lebih intim dengan Tuhan. Jika keadaan tidak enak, responi dengan semakin mencari Tuhan/intim dengan Tuhan.
Selasa, September 23, 2008
Berita dari Mesir.. It's a miracle..
Seorang pria Muslim membunuh istrinya karena istrinya
membaca Injil dan kemudian menguburkannya bersama bayi dan
anak perempuannya yang berusia 8 tahun.
Anak-anak itu dikuburkan hidup-hidup!
Kemudian pria itu melaporkan ke polisi bahwa pamannya telah
membunuh kedua anak itu.. 15 hari kemudian, seorang anggota
keluarga lainnya meninggal dunia. Ketika mereka hendak
menguburkannya, mereka menemukan kedua anak perempuan itu
dibawah pasir
DALAM KEADAAN HIDUP!
Mesir digegerkan dengan peristiwa itu
dan sang pria segera ditangkap
Anak perempuan yang paling besar ditanyai,
bagaimana dia bisa tetaphidup dan dia berkata :
'Seorang pria yang memakai jubah putih berkilauan,
dengan kedua tangan yang terluka dan berdarah, datang setiap
hari untuk memberi kami makan. DIA membangunkan ibuku
sehingga bisa menyusui adikku'
Dia diwawancarai oleh televisi nasional Mesir, oleh wanita
Muslim yang menjadi penyiar berita terkenal di Mesir.
Penyiar wanita itu berkata di depan kamera TV,
'Orang berjubah putih itu pastilah Jesus, karena tidak
ada orang yang bisa melakukan hal ini selain DIA !'
Orang Muslim percaya bahwa Isa (Jesus) lah yang melakukan
keajaiban ini, dan luka berdarah di tanganNYA membuktikan
bahwa DIA benar-benar disalibkan, dan juga membuktikan
bahwa DIA benar-benar hidup!
Tetapi kejadian ini jelas bukan sebuah rekayasa,
bagaimana mungkin seorang anak perempuan berusia 8 tahun
bisa mengarang cerita seperti ini, dan tidak ada penjelasan logis
yang bisa menjelaskan bagaimana kedua anak itu bisa tetap hidup,
kejadian itu benar-benar sebuah mukjizat.
Para pemuka Muslim bingung bagaimana menjelaskan
fenomena ini kepada masyarakat, bahkan popularitas film The
Passion tidak membantu mereka menjelaskan kepada publik
bagaimana hal itu bisa terjadi!
Dengan posisi Mesir sebagai pusat media dan pendidikan
di Timur Tengah, berita ini segera tersebar ke seluruh dunia.
Kristus masih juga menjungkir balikkan dunia hingga saat ini!
Biarlah berita ini tersebar, dan bagilah berita keselamatan ini
kepada orang lain.
Karena Tuhan berkata, 'Aku akan memberkati orang
yang percaya kepada-KU.'(Jeremiah 17).
Diterjemahkan dari Milis tetangga yang berjudul asli :
'A miracle from Egypt '
Minggu, September 21, 2008
Aku Bukan Batu Pualam
Bukan tanpa rencana Bapa menciptakan aku.
dengan penuh kasih saya Ia membopong aku.
Dengan pelbagai peristiwa dipahatnya aku
Dalam kesunyian diukirnya aku
Dalam aneka derita dipeluknya aku
Dalam deraian air mata dibasuhnya aku
Di telapak tangan-Nya diukirnya aku.
Namun aku bukan batu pualam yang dingin dan kaku
Aku bukan lampu kristal yang menghiasi museum megah
atau rumah para elite dan bangsawan yang boleh dikagumi.
Namun "Jangan sentuh"
Aku hanya manusia biasa
Yah...aku adalah pengikut-Nya,
yang dibentuk menurut citra-Nya
yang dikasihi sebagai anak-Nya
yang menjadi alihwaris-Nya
Aku menyendiri tetapi aku tidak sendiri
Aku diam namun tidak kosong
aku mendengar suara Tuhan dalam lubuk hatiku
Hatiku berbicara dengan Dia
senantiasa dalam suka dan duka
Tuhan, Engkau tahu
banyak hal yang kuhadapi.
tak mungkin aku sanggup jika dengan kekuatanku sendiri.
Dalam diam dan keheningan batinku
aku menimbah kekuatan dari pada-Nya
Engkaulah Yesus enebusku
tuhan, Engkaulah Allah yang bangkit
"SANG PEMENANG"
Sabtu, September 20, 2008
Homily Minggu biasa ke-25_tahun A_2008
Minggu Biara 25_Thn A 2008_Tonny Blikon, SS.CC Paroki St. Odilia
Citra Raya – Tangerang
Yes 55: 6-9 Flp 1:20c-24.27a Mat 20:1-16a
Pengantar
Tema Bulan KS tahun ini adalah kemurahan hati Allah. Kita tahu bahwa Allah sangat murah hati kepada setiap orang. Tetapi kadang-kadang kemurahan hati Allah itu membuat kita tidak puas jika kita menyadari bahwa yang menjadi prioritas Allah itu adalah orang lain dan bukannya diri kita.
Allah itu Mahamurah. Setiap tindakan baik kita pasti akan mendapat pahala. Jika Allah nampak bermurah hati lebih kepada orang lain, itu bukanlah urusan kita untuk mempertanyakan mengapa Allah bersikap demikian, tetapi hendaknya kita belajar dari Allah untuk menunjukkan perhatian kepada orang-orang yang lemah dan tak berdaya. Kemuarahan hati Allah terhadap mereka hendaknya menjadi inspirasi bagi kita dan bukannya membuat kita iri hati.
Dalam perayaan ekaristi ini kita diajak untuk menghitung berkat Allah yang kita terima. Berkat-Nya selalu lebih banyak daripada yang kita harapkan.
Renungan:
Saudara dan saudariku yang terkasih!
Kemarin dalam perjalanan ke Oasis, saya mendengar radio L-Sinta bicara soal Hot Properti. Hal ini memberikan inspirasi bagi saya untuk untuk mengajak kita semua memahami perumpamaan Yesus dalam bacaan Injil tadi dalam sebuah kita berikut ini. Saya coba menempatkan perumpamaan ini dalam situasi modern.
Di salah satu cluster di wilayah Citra I ada 4 rumah yang mau dijual. Nilai masing-masing rumah itu berbeda. Rumah pertama bernilai 600 juta. Rumah ke-2 bernilai 500 juta. Rumah ke-3 bernilai 400 juta. Dan rumah ke-4 bernilai 300 juta.
Pemilik rumah pertama tadi saya sebut saya Pak Prapto. Pada suatu hari anaknya kepada Pak Prapto: ”Papa... kalau ada orang yang mau memberi rumah dengan harga 1M, apakah Papa mau menjual rumah ini” Papa itu menjawab: ”Tentu Papa akan menjualnya”.
Keesokan harinya, tiba-tiba ada yang bertelepon bahwa dia mau membeli rumah itu dengan harga 1M. Pak Prapto bingung tapi juga sangat bahagia. Transaksi segera terjadi. 1 M dibayar kontan. Dua hari kemudian, Pak Prapto tahu bahwa 3 rumah yang lain juga telah terjual kepada pembeli yang sama. Dia bertanya berapa harga belinya? Masing-masing orang menjawab: 1 M. Bagaimana perasaanmu kalau anda adalah orang yang memiliki rumah pertama tadi?
Pak Prapto menjadi marah kepada pembeli itu. Dia segera menelponnya dan mempersoalkan harga ketiga rumah yang lain: ”Kok rumah saya dibeli dengan harga yang sama dengan 3 rumah yang lain, yang nota bene lebih sederhana dari rumah saya?” Penelpon itu menjawab: ”Apakah saya telah menipu Bapa? Bukankah kita telah sepakat soal harnyanya 1 M? Atau irihati-kah kau karena aku murah hati?
Saudara dan saudariku
Untuk memahami perumpamaan Yesus tadi, kita harus ingat bahwa para pekerja yang masuk kerja jam 5 sore bukanlah orang malas yang mau menghabis-habiskan waktu. Mereka sebenarnya adalah para pekerja yang sangat membutuhkan pekerjaan. Kenyataannya bahwa mereka menunggu dengan pernuh harapan sampai jam 5 sore. Itu mau menunjukkan bahwa mereka memang sangat membutuhkan pekerjaan.
Pada zaman Yesus, orang bekerja dengan upah harian. Gaji langsung dibayar pada sore. Jika seseorang tidak bekerja hari ini berarti keluarganya tidak punya apa-apa untuk bisa dimakan pada keesokan harinya. Orang yang mendapat kerja pada pagi hari tentu merasa bahagia. Bukan hanya dia tetapi seluruh keluarganya.
Saudara dan saudariku
Mengapa Yesus menceritrakan perumpamaan ini? Apa yang ingin ia sampaikan? Di dalam kenyataan hidup saat itu, siapakah yang dimaksudkan dengan para pekerja yang bekerja dari pagi dan siapakah yang dimaksudkan dengan para pekerja yang masuk terlambat?
Para pekerja yang datang terlambat adalah para pendosa. Mereka yang mendengarkan Yesus dan bertobat. Sedangkan para pekerja yang bekerja mulai dari pagi adalah orang-orang Farisi. Mereka marah karena para pendosa bertobat sehingga masuk Kerajaan Allah dan mendapat ganjaran yang sama sebagaimana mereka pikirkan mereka akan mendapatkannya.
Sikap mereka itu bisa dibayangkan seperti seseorang yang mengkritik Yesus karena Ia mengampuni seorang pendosa di atas kayu salib, dengan berkata: ”Hari ini juga engkau akan berada bersama dengan Aku di dalam firdaus” (Luk 23:43)
Seandainya para pekerja yang masuk lebih awal tidak tahu berapa banyak yang dibayar kepada para pekerja yang masuk kemudian, mungkin mereka akan kembali ke rumah dengan penuh syukur dan sukacita. Tetapi kenyataannya mereka kembali dengan penuh amarah dan irihati.
Saudara dan saudariku
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul adalah: mengapa para pekerja yang masuk lebih awal tadi tidak suka atas kebaikan atau nasih baik yang dialami oleh para pekerja yang masuk paling terakhir? Atau kenapa Pak Prapto dalam kisah modern tadi menjadi marah karena nasib baik yang dialami oleh ke-3 tetangganya yang lain itu? Atau lebih umum lagi, mengapa orang jaman ini merasa bahagia atau sedih tergantung pada penilaian mereka apakah hidup mereka lebih baik atau tidak daripada orang-orang yang ada di sekitar mereka?
Yesus menjawab pertanyaan-pertanyaan itu sama seperti tukang kebun anggur memberikan jawaban kepada para pekerja yang masuk lebih pagi: ”Saudara, apakah aku telah membohongi engkau? Atau irihati-kah kau karena Aku murah hati?
Dalam hidup ini, seringkali kita tidak suka dengan nasib baik yang dialami oleh orang lain karena kita irihati kepada mereka. Yang membuat kita irihati adalah karena kita berpikir bahwa mereka lebih baik daripada kita, bahwa mereka lebih beruntung daripada kita. Mereka lebih berbakat, lebih kaya, lebih cakep, lebih cantik, dll. Singkatnya semua yang ’lebih’ itu ada pada mereka.
Itu pikiran kita. Sayang sekali! Jika kita berpikir demikian maka kita telah melakukan suatu kesalahan: menilai orang lain berdasarkan standar yang sangat duniawi. Bukan standar Allah. Kalau kita menilai mereka berdasarkan ukuran yang diberikan oleh Allah maka kita akan menyadari bahwa kita sama-sama bernasib baik.
Siapa tahu bahwa mungkin dalam rencana Allah, talentamu yang hanya sedikit menurut ukuran duniawi itu justru sangat berharga. St. Paulus berbicara tentang hal ini dalam suratnya kepada Jemaat di Korintus: ”Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti” (1Kor 1:27-28).
Inilah cara kerja Allah. Berbicara atas nama Allah, nabi Yesaya dalam bacaan I tadi berkata: ”Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu dan jalanmu bukanlah jalan-Ku. Seperti tingginya langit dari bumi, demikian pun jalan-Ku lebih luhur dari jalanmu dan pikiran-Ku lebih mulia dari pikiranmu”.
Jumad kemarin saya beri pengajaran pada kharismatik. Temanya: Firman-Mu adalah pelita bagi langkahku dan terang bagi jalanku” (Mzm 199:105). Saya berikan beberapa ayat penuntun berkaitan dengan masalah-masalah yang seringkali kita alami; salah satunya adalah soal irihati. Jika anda merasa iri hati, renungkan teks-teks berikut ini:
• 1Kor 3:3 “Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi.
• 1Kor 13:4 “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong”
• Amsal 14: 30 “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang”
• 1Pet 2:1 “Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah”.
Saudara dan saudariku
Bacaan injil hari ini mengajak kita untuk berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain. Injil mengundang kita untuk menerima diri kita sebagaimana adanya kita. Ia mengajak kita untuk mengikuti nasihat rasul Paulus kepada umat di Galatia: ”Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain” (Gal 6:4).
Saudara dan saudariku
Hal yang terpenting dalam hidup ini bukanlah apa yang orang lain pikirkan tentang dirimu, tetapi apa yang Allah pikirkan tentang anda. Bukan soal bagaimana orang lain telah menilai saya tetapi tetapi bagaimana Allah menilai hidup saya.
Saudara dan saudariku
Iri hati membuat kita buta terhadap kemurahan hati Allah. Sama seperti orang Farisi, merasa dirinya lebih baik dari orang lain, Akhirnya malah tidak pernah mendapatkan mujizat apa-apa bahkan tidak mendapatkan keselamatan karena 'mengurusi' dan menghakimi orang lain terus-terusanan. Biasanya orang yang tangannya sibuk, mulutnya gak bekerja, tapi kalau tangannya diam alias nganggur justru mulutnya sibuk. sibuk ngerasani orang dan sirik sama orang lain.
Penegasan:
Amsal 14: 30 “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang”
Kalau kita memelihara iri hati terus menerus, maka tanpa sadar kita yang tadinya menerima rahmat Allah lebih dulu dari orang lain, pelan tapi pasti justru iman kita pelan-pelan mundur teratur.
Kalau kita menuntut bahwa Allah harus adil seperti apa yang kita pikirkan, maka saya kira kita harus malu. Rom 5:8 ”Allah telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa”. Apakah Allah bersikap adil dalam hal ini? Keadilan menurut pandangan kita? Itu karena kemurahan hati Allah.
Saudara dan saudariku
Supaya belajar murah hati kita harus menyingkirkan jauh-jauh sikap iri hati dan mau berrekonsiliasi paling tidak dengan diri sendiri. Salah satu kemurahan hati Allah bisa dialami dalam sakramen rekonsiliasi. Kita bisa datang kapan saja. Tapi sayang tidak semua orang memanfaatkannya? Berapa sih dari antara kita yang mau mengalami kemurahan hati Allah yang ingin ia tawarkan itu?
Kita harus mengalami kemurahan hati Allah, baru kita bisa bermurah hati. Maka datanglah ke kamar pengakuan untuk mengalami kemurahan hati Allah. Kalau kita merasa ’tidak’ berdosa atau tidak perlu perlu mengakui dosa, saat seperti itulah justru kita mulai menyombong kan diri.
Lantas mana bisa kita bermurah hati? Ini tantangan bagi kita semua terutama para kelompok 'suci' seperti karismatik, Legio Maria, kelompok doa Padre Pio. Kalau tidak maka kita akan menjadi sama seperti orang-orang Farisi yang iri hati. Kita tidak jauh seperti para pekerja yang masuk lebih pagi, tetapi suka iri hati.
"Bila ada yang tersinggung dengan homili ini, berarti rahmat Tuhan sudah menaungi anda, silahkan bertemu dengan saya dalam kamar pengakuan dosa".
Marilah kita hening sejenak dan berdoa:
Tuhan ajariah saya untuk mengatasi sikap irihati dan dengki terhadap sesama karena nasib baik yang mereka alami.
Singkirkanlah dari dalam hati saya, segala kepahitan yang merasuki hati dan pikiran saya, yang selalu membuat saya irihati atas berkat yang Engkau berikan kepada orang lain; mereka yang seharusnya saya anggap sebagai saudara dan saudariku di dalam Kristus
Bebaskanlah saya dari kebutaan moral akibat irihati yang membuat saya selalu bertanya tentang kebijaksaan dan kebebasan-Mu dalam membagi-bagikan rahmat dan berkat.
Sadarkanlah saya selalu bahwa dalam hal ini Engkaulah yang lebih mengetahui apa yang terbaik. Ajarilah saya untuk mensyukuri segala anugerah dan berkatmu yang telah Engkau curahkan kepada saya.
Ajarilah saya untuk menghitung segala berkat-Mu yang telah saya terima....yang masih saja Kau berikan hari demi hari.
Ajarilah saya untuk menggunakan semua berkat-Mu itu dengan segenap kemampuanku, dengan bijaksana dan kreatif.
Tuhan...Engkaulah sumber segala rahmat. Engkaulah sumber segala berkat. Engkaulah sumber kebahagiaanku. Amen.
Minggu, September 07, 2008
Homily Minggu biasa XXIII_tahun A_2008
Ezekiel 33:7-9 Romans 13:8-10 Matthew 18:15-20
Dalam bacaan pertama tadi, kita mendengar Allah bersabda kepada nabi Yehezkiel: “Hai anak manusia, Aku mengangkat engkau menjadi penjaga kaum Israel” sedangkan dalam bacaan Injil tadi Yesus berbicara tentang apa yang harus kita buat jika melihat sesama kita melakukan kesalahan atau dosa.
Peranan sebagai ‘penjaga’ dan tugas untuk ‘correctio fraternal’ adalah hal yang tidak mudah. Tetapi ini adalah suatu tugas yang harus kita jalankan.
Ada seorang wanita – irma meninggalkan gereja ketika masih remaja. Selama 9 tahun dia tidak pernah ke gereja. Tapi syukur bahwa kasih Tuhan akhirnya mengantar dia kembali ke gereja. Suatu ketika Irma ini berceritra seperti ini: hal yang paling menyakitkan selama 9 tahun pengembaraannya adalah bahwa ketika ia tidak muncul lagi di gereja, atau jarang aktif lagi dalam lingkungan, tidak ada orang yang pernah berkontak dengan dia, bertanya “gimana kabarmu? Kok nda muncul-muncul lagi?”. Tidak ada orang yang bertelepon atau mengunjungi saya untuk menanyakan apakah saya ada masalah atau tidak? Seakan-akan semua orang tidak pernah merindukan kehadirannya. Saya mendapat kesan bahwa orang-orang gereja tidak membutuhkan saya.”
Saudara dan saudariku….. banyak umat paroki kita yang tidak aktif di lingkungan atau di paroki. Ada banyak alasan tentunya. Pertama, bisa jadi karena gereja terlalu jauh…ongkos ke gereja lebih mahal dari biaya hidup sehari. Kedua, bisa juga mereka pernah merasa sakit hati dengan orang-orang tertentu di di dalam suatu kelompok, sehingga mereka tidak mau muncul lagi. Terhadap situasi ini, apa yang harus kita buat? Apakah kita membela diri dengan mengatakan “Itukan bukan urusan saya?”
Mungkin ada yang bertanya, mengapa menjadi urusan saya? Kan itu urusan dia sendiri apakah dia mau aktif atau tidak. Ingat dalam bacaan pertama tadi, Allah berfirman: “Jika engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya....maka Aku akan menuntut pertanggung-jawaban dari padamu.”
Salah satu panggilan kita sebagai umat Kristen adalah sebagai nabi. Sebagai nabi kita dipanggil untuk menjadi “corong” Allah mengingatkan orang yang bersalah atau orang yang jarang aktif supaya mereka kembali.
Untuk merasakan daya atau kekuatan firman Allah dalam bacaan pertama tadi, saya mau membaca sekali lagi teks tadi tapi mau mengantikan dengan nama seseorang.
Tuhan bersabda demikian, “Hai Tony, Aku telah mengangkat engkau menjadi penjaga umat paroki St. Odilia – Citra Raya. Bilamana engkau mendengar sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka demi nama-Ku …..dst
Kita bisa terapkan firman untuk diri kita masing-masing sesuai tugas dan fungsi kita di dalam gereja.
Misalnya sebagai ketua lingkungan, Hai Davi, Aku telah mengangkat engkau menjadi penjaga umat lingkungan St. Antonius – Paroki St Odilia …..
Jadi, saudara dan saudariku… kita tidak bisa mengatakan “itu bukan urusan saya, kalau dia mau aktif atau nggak!”
Pesan ini menjadi jelas dan sangat praktis dalam bacaan Injil hari ini: “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawa empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali”
Kita harus agak hati-hati jika menegur sesama kita. Motivasi kita dalam ‘menegur atau memperingati’ mereka bukan untuk mempersalahkan dia tetapi untuk mendapat kembali mereka.
Bacaan Injil hari ini juga memberikan 3 tahap bagaimana menegur sesama: (1) Tegurlah dia secara pribadi. (2). Cobalah sekali lagi dengan mengajak orang-orang yang bisa dipercayai. (3). Bawalah masalah ini kepada jemaat.
Beberapa catatan untuk diperhatikan dalam ‘menegur”: Jika anda tidak mencintai orang itu, janganlah menegur dia, biarlah orang lain yang melakukannya. Sebab jangan sampai anda terbawa emosi.
Jangan suka membicarakan kesalahan atau dosa orang lain tanpa kehadiran orang itu. Itu namanya gossip. Gossip itu sesuatu yang sangat menyakitkan. Bukan baru zaman ini tetapi bahkan sejak abad ke 6 Bc, pemazmur telah memohon kepada Allah untuk melindungi dia dari orang-orang yang suka gossip:
Mzm 57 “Kiranya Ia mengirim utusan dari surga dan menyelamatkan aku dari orang yang suka menerkam anak-anak manusia yang giginya laksana tombak dan panah dan lidahnya laksana pedang tajam”
Mzm 64: “sembunyikanlah aku terhadap persepakatan orang jahat. Yang menajamkan lidahnya seperti pedang, yang membidikan kata yang pahit seperti panah”
Mzm 140: Luputkanlah aku, ya Tuhan dari manusia jahat, mereka yang menajamkan lidahnya seperti ular, bisa ular sendok ada di bawah bibirnya”
Tetapi zaman ini lebih parah lagi. Gossip malah masuk dalam tabloid atau acara-acara TV. Zaman ini orang merasa tidak salah kalau membicarakan kesalahan atau masalah orang lain. Bahkan di dalam gereja sendiri. Ada yang merasa bahwa mereka ‘telah diurapi’ untuk meng-ekxpose kesalahan-kesalahan orang lain. Mereka merasa seakan memainkan peranan sebagai ‘nabi’
Saudara dan saudariku
Ketika Allah memilih Yehezkiel sebagai ‘penjaga’ atas umat Israel, Allah tidak memberikan dia ijin untuk menyebarkan gossip.
Kenyataannya ..... gosip telah menghancurkan hidup banyak orang, menghancurkan perkawinan, membuat anggota-anggota tubuh Kristus saling memusuhi dan menimbulkan perselisihan dan perpecahan di dalam gereja.
Rasul Yakobus membandingkan lidah manusia dengan api yang bila dibiarkan tidak terkontrol akan dinyalakan dan dikobarkan oleh iblis. Rasul Yakobus berkata, "Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar" (Yakobus 3:5-6). Lidah yang diserahkan kepada gosip adalah seperti api liar yang menjalar ke dalam hutan membawa pengrusakan.
Gosip adalah akar dari perselisihan. Ketika kita menghentikan gosip, kekacauan dan perselisihan akan berhenti juga.
Sebagai pendengar firman Allah, langkah berikut yang mesti kita ambil adalah melaksanakannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Amen.
Homily Minggu biasa XXII tahun A_2008
St. Odilia Parish – citra Raya
Setiap orang yang mau mengikuti Aku harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan meng-ikuti Aku”
Saudara dan saudariku....
Bicara soal salib berarti bicara soal penderitaan. Dan tentu banyak orang tidak suka kalau bicara soal ini, dan tentu tidak mengharapkannya. Tetapi dalam kehidupan ini, sebagai pengikut Yesus, salib memang tidak bisa dihindari. Bahkan dikatakan sebagai hal yang mesti kita tanggung.
Memang ada beberapa cara pandang terhadap salib atau penderitaan ini. Ada yang melihat sebagai masalah atau beban yang memang harus dihindari. Tetapi ada juga melihat sebagai suatu rahmat yang membimbing dia kepada Yesus.
Seringkali ada yang mengeluh seperti ini, Tuhan....mengapa salib saya terlalu berat? Mengapa punya orang lain kok ringan-ringan saja?
Ada seorang yang sedang tenderita penyakit lupus. Setiap kali mendapat telepon dari dia, dia selalu mengeluh dan bertanya: “Romo...kok beban saya ini berat banget! Saya sudah tidak percaya lagi bahwa Tuhan itu baik.
Saya lalu mengajak dia untuk berdoa bersama dengan saya. Pertama kali dia mengikuti ajakan saya, tetapi lama kelamaan dia dia berkata: “Ah, sudahlah romo. Saya merasa bahwa Tuhan itu sudah tuli pada doa-doaku. Tuhan yang pernah bersabda: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan” toh tidak memberikan padaku apa yang kupinta. Tuhan bahkan tak pernah membukakan pintu bagi diriku.” Lalu dia berdiri dan meninggalkan aku sendirian.
Kekecewaan telah menjadi beban hidupnya. Kekecewaan telah menyatu dengan hidupnya.
Memang, kadang kita kalah dalam menghadapi hidup ini. Bahkan kalah dengan pahit.
Yesus sendiri bahkan harus memikul salib-Nya. Dalam penderitaan yang amat mendalam Dia berseru: “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”.
Seruan itu tidaklah membuat Bapa datang membantunya pada saat itu juga. Seringkali dalam penderitaan hidup ketika Allah seakan tidak menjawab doa-doa kita, mungkin kita kecewa. Betapa sia-sianya meminta kepada Tuhan karena Tuhan telah tuli. Tuhan sering tidak datang saat kita mengharapkan kehadiranNya. Tetapi sungguhkah Tuhan itu telah tuli? Sungguhkah Tuhan bersikap masa bodoh dan tidak mau peduli pada harapan dan doa-doa kita?
Satu kalimat dari Doa Bapa Kami yang setiap hari kita doakan adalah “Jadilah kehendakMU di atas bumi seperti di dalam surga.” Tetapi mengapa hanya kehendak Bapa yang baik bagi diri kita saja, yang menyenangkan dan membahagiakan kita, membuat kita bersyukur? Mengapa bila kita mengalami peristiwa yang membuat kita berduka, yang menyakitkan dan memedihkan kita, tidak mampu kita terima sebagai satu anugerahNya juga?
Salib dan penderitaan hidup dilihat sebagai jalan untuk lebih mendekatkan kita pada Tuhan. Penderitaan kita merupakan ‘catatan kaki’ dari penderitaan Yesus.
Karena itu sepenggal puisi yang amat indah, karya Rabindranath Tagore (penyair India, 1861-1941), berikut ini hendaknya menjadi inspirasi bagi kita:
Dalam bukunya Gitanjali bab ke 79:
Janganlah aku berdoa agar diluputkan dari bahaya tetapi agar berani untuk menghadapinya.
Janganlah aku bermohon untuk dihindarkan dari kepedihan tetapi agar mampu menaklukkannya.
Janganlah aku mencari teman senasib dalam pergumulan hidup ini tetapi agar mampu berjuang dengan daya upayaku sendiri. Janganlah aku meminta agar diselamatkan dari keterasingan tetapi agar dengan sabar melangkah menuju ke kebebasanku. Janjikanlah padaku agar aku tidak menjadi seorang pengecut: Tidak hanya sanggup merasakan keagunganMu dalam keberhasilanku tetapi juga dapat merasakan genggamanMu di dalam kegagalanku.
Suatu sajak indah yang patut kita renungkan dalam menghadapi kesulitan kita sehari-hari.
Rasul Paulus berkata dalam 1Kor 10:13 “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya”
Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh seekor induk elang kepada anak-anaknya , bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi, namun ketika ia melemparkan mereka dari jurang yang tinggi dan terjal. Pada detik pertama mungkin anak-anak itu akan berpikir, induk mereka kok keterlaluan? Mereka mungkin menjerit dalam ketakutan dan berpikir akan mati. Sesaat kemudian, mereka menyadari bahwa bukan kematianlah yang mereka terima namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu bisa terbang tinggi. Kesediaan memanggul salib membuktikan bahwa kita adalah murid Kristus yang sejati.
"..karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Ibrani 12:6
Apakah gubukmu terbakar ?
Satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal terdampar di pulau yang kecil dan tak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelamatkannya, dan setiap hari dia mengamati langit mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada sesuatupun yang datang. Dengan capainya, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu apung untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa barang yang masih dia punyai. Tetapi suatu hari, setelah dia pergi mencari makan, dia kembali ke gubuknya dan mendapati gubuk kecil itu terbakar, asapnya mengepul ke langit. Dan yang paling parah, hilanglah semuanya. Dia sedih dan marah. "Tuhan, teganya Engkau melakukan ini padaku?" dia menangis. Pagi- pagi keesokan harinya, dia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya. "Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?" tanya pria itu kepada penyelamatnya. "Kami melihat tanda asapmu", jawab mereka.
Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk. Tetapi kita tidak boleh goyah, karena Tuhan bekerja di dalam hidup kita, juga ketika kita dalam kesakitan dan kesusahan. Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, mungkin itu "tanda asap" bagi kuasa Tuhan. Ketika ada kejadian negatif terjadi, kita harus berkata pada diri kita sendiri bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian tersebut.
Kamu berkata, "Itu tidak mungkin."
Tuhan berkata, "Tidak ada hal yang tidak mungkin." (Lukas 18:27)
Kamu berkata, "aku terlalu capai."
Tuhan berkata, "Aku akan memberikan kelegaan padamu." (Matius 11:28)
Kamu berkata, "Tidak ada seorangpun yang mencintai aku."
Tuhan berkata, "Aku mencintaimu." (Yohanes 3:16-Yohanes 13:34)
Kamu berkata, "Aku tidak bisa meneruskan."
Tuhan berkata, "Kasih karuniaKu cukup." (2 Korintus 12:9 - Mazmur 91:15)
Kamu berkata, "Aku tidak mengerti."
Tuhan berkata, "Aku akan menuntun langkah-langkahmu." (Amsal 3:5-6)
Kamu berkata, "Aku tidak bisa melakukannya."
Tuhan berkata, "Kamu bisa melakukan semuanya." (Filipi 4:13)
Kamu berkata, "Ini tidak berharga."
Tuhan berkata, "Itu akan berharga." (Roma 8:28)
Kamu berkata, "Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri."
Tuhan berkata, "Aku memaafkanmu." (1 Yohanes 1:9-Roma 8:1)
Kamu berkata, "Aku tidak bisa mengatasi."
Tuhan berkata, "Aku akan menyediakan kebutuhanmu." (Filipi 4:19)
Kamu berkata, "Aku takut."
Tuhan berkata, "Aku tidak memberikan padamu roh ketakutan." (II Timotius 1:7)
Kamu berkata, "Aku selalu kuatir dan frustasi."
Tuhan berkata, "Serahkan segala kekuatiranmu kepadaku." (I Petrus 5:7)
Kamu berkata, "Aku tidak mempunyai iman yang kuat."
Tuhan berkata, "Aku memberi setiap orang iman menurut ukurannya."(Roma12:3)
Kamu berkata, "Aku tidak pandai."
Tuhan berkata, "Aku memberikan padamu hikmat." (I Korintus 1:30)
Kamu berkata, "Aku merasa aku sendirian."
Tuhan berkata, "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu atau membiarkanmu."(Ibrani 13:5)
Kamis, Agustus 28, 2008
Mengucap Syukur
Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena
kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri,
tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya.
Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan
menghiburnya. Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya
jika dia bisa melihat dunia.
Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata
kepadanya sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk
kekasihnya. Kekasihnya bertanya, "Sekarang kamu bisa
melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?"
Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata
buta. Dia menolak untuk menikah dengannya.
Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian
menulis sepucuk surat singkat kepada gadis itu,
"Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya."
* * * * *
Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia
berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit
orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan
lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus
berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan
di saat yang paling menyakitkan.
Hidup adalah anugerah
Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar -
Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.
Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu -
Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu -
Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.
Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu -
Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke surga.
Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu -
Ingatlah akan seseorang yang begitu mengaharapkan kehadiran
seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.
Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan
tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai -
Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.
Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh -
Ingatlah akan sesorang yang harus berjalan kaki untuk
menempuh jarak yang sama.
Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu -
Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang
menginginkan pekerjaanmu.
Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain -
Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan
kita harus menghadap pengadilan Tuhan.
Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu -
Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada
Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.
Hidup adalah anugerah, jalanilah, nikmatilah, rayakan dan isilah itu.
NIKMATILAH SETIAP SAAT DALAM HIDUPMU, KARENA MUNGKIN ITU
TIDAK AKAN TERULANG LAGI!
Harga Sebuah Baju
TRUE STORY !!!
Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston , dan berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University .
Sesampainya disana sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.
'Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard', kata sang pria lembut.
'Beliau hari ini sibuk,' sahut sang Sekretaris cepat.
'Kami akan menunggu,' jawab sang Wanita.
Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi nyatanya tidak.
Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya.
'Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi,' katanya pada sang Pimpinan Harvard.
Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka.
Dan ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang diluar kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul. Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut.
Sang wanita berkata padanya, 'Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini. bolehkah?' tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.
Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia tampak terkejut. 'Nyonya,' katanya dengan kasar, 'Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan.'
'Oh, bukan,' Sang wanita menjelaskan dengan cepat,
'Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard.'
Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, 'Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung? Kalian perlu memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard.'
Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang.
Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, 'Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja ?'
Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan. Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard.
Universitas tersebut adalah Stanford University , salah satu universitas favorit kelas atas di AS.
Pesan Moral :
Kita, seperti pimpinan Harvard itu, acap silau oleh baju, dan lalai. Padahal, baju hanya bungkus, apa yang disembunyikannya, kadang sangat tak ternilai. Jadi, janganlah kita selalu abai, maka dari itu jgn menilai orang dari penampilan yg mentereng saja.
Senin, Agustus 25, 2008
TIPS MEMULAI HARI DENGAN CERAH
Hari yang cerah bukan ditandai dengan matahari yang bersinar terang atau udara yang sejuk, melainkan dari hati danpikiran yang segar. Kecerahan suatu hari dimulai dari diri anda sendiri. Kita tahu bahwa sesuatu yang dimulai dengan baik merupakan separuh dari pencapaian tujuan.
Karena itu, memulai aktivitas hari ini dengan kecerahan suasana adalah modal besar untuk menyelesaikan hari dengan baik pula. Bagaiman memulai hari dengan cerah sangat dipengaruhi oleh pola hidup kita. Berikut beberapa tips ringan agar kita bisa memulai hari dengan cerah.
- MULAILAH DARI MALAM HARI
Kita tak bisa berharap bangun dengan segar jika di malam harinya tak cukup tidur nyenyak. Hari esok yang cerah dimulai dari malam ini. Bila anda masih mempunyai masalah, yakinlah masih ada waktu esok untuk menyelesaikannya lebih baik lagi.
- BANGUN LEBIH PAGI
Bangunlah lebi pagi daripada terbitnya matahari. Jumpai keheningan dan kesunyian. Pagi buta adalah saat yang tepat untuk menemukan sisi damai dalam diri anda.
- DAMAI KAN PIKIRAN DAN TENTRAMKAN JIWA
Jangan terburu melakukan aktivitas. Resapi saja suasana pagi yang dami ini. Berdoa, sampaikan syukur atas hidup yang masih diberikan pada kita dengan bersaat teduh.
- SEGARKAN TUBUH
Minum air. Hirup aroma teh atau kopi yang menyegarkan. Berjalan-jalanlah keluar. Pompa udara banyak-banyak ke dalam paru-paru. Lakukanlah olahraga ringan. Mandi dengan air segar. Bersihkan tubuh baik-baik. Tetaplah mengingat janji anda tadi pagi untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi semesta hari ini.
- HINDARI RASA LAPAR
Isi perut anda secukupnya. Sarapan yang baik adalah modal untuk kebugaran tubuh anda sepanjang hari. Jangan asal kenyang, namun cukupkan kebutuhan energi dan gizi.
- TEBARKAN SENYUM
Tak peduli apakah matahari bersinar cerah atau mendung menggayut, sapalah orang-orang yang anda jumpai. Tanyakan kabar mereka, maka jangan terkejut jika mereka pun akan membalas senyum anda.
- BERSYUKURLAH
Apa pun yang terjadi, entah itu hari hujan, jalan macet, kereta datang terlambat, kendaraan mogok, atau apa pun yang terjadi, terimalah semua itu apa adanya. In everything, give thanks.
Jumat, Agustus 15, 2008
PORSENI_KAJ
Sabtu, Agustus 02, 2008
Doa untuk para imam
Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah memilih imam-imam-Mu dari tengah-tengah kami dan mengutus mereka untuk mewartakan sabda-Mu dan berkarya dalam nama-Mu. Untuk anugerah bagi gereja-Mu yang sedemikian besar itu, kami menghaturkan puji-syukur dan terima kasih kepada-Mu. Khususnya kami ingin bersyukur kepada-Mu atas rahmat panggilan imamat yang telah Engkau anugerahkan kepada ........
Kami mohon, penuhilah mereka dengan api cinta-Mu agar pelayanannya menampakkan kehadiran-Mu dalam gereja. Karena dia bagaikan bejana tanah liat yang rapuh, kami berdoa, semoga kekuatan-Mu dapat mengatasi kelemahannya. Bila ia dirundung duka dan derita, janganlah biarkan ia jatuh, bila ia mengalami siksaan janganlah ia ditinggalkan. Berikanlah semangat kepadanya lewat doa-doanya, agar setiap hari ia hidup dalam terang misteri wafat dan kebangkitan-Mu.
Pada saat lemah dan tak berdaya, utuslah kepadanya Roh-Mu dan bantulah ia untuk senantiasa bersyukur kepada Bapa Surgawi, dan berdoa untuk orang-orang berdosa dan malang. Dengan bantuan Roh Kudus yang sama, letakkanlah sabda-Mu pada bibirnya dan cinta-Mu dalam hatinya, untuk membawa kabar gembira kepada orang yang miskin dan penyembuhan kepada orang yang luka batinnya.
Dan semoga Ibu-Mu, Maria, yang dahulu telah menjadi hadiah bagi murid yang Engkau kasihi, kini menjadi hadiah pula bagi setiap imam, khususnya bagi ......... Anugerahkanlah supaya dia yang telah membentuk Engkau menjadi wujud manusia, kiranya dapat pula membentuk ....... menjadi wujud Ilahi, oleh kuasa Roh-Mu, menuju kemuliaan Allah Bapa. Amin.
Senin, Juli 28, 2008
Guardian Angels For You
Petunjuk sehari-hari seorang Katolik
Mari belajar ikuti petunjuk-petunjuk berikut untuk menyenangkanNya; maka berkatNya akan selalu beserta kita sepanjang hari.
- Saat bangun pagi, buatlah tanda salib, persembahkanlah hari yang baru dengan gembira kepadaNya: "Ya Tuhanku, semuanya untukMu!".
- Lekaslah bangun dan kenakan pakaianmu. Sesudah itu berdoa pagi sedapat mungkin dengan berlutut. Perbaruilah rencana dan kehendak baik untuk hari ini.
- Jika mungkin, hadirilah Misa Kudus. Dalih tidak ada waktu umumnya hanyalah alasan kosong.
- Pergilah ke pekerjaan dengan gembira. Bekerjalah dengan rajin dan penuh tanggung jawab.
- Sepanjang hari seringlah mengingat Tuhan karena Ia selalu ingat padamu. Seringlah memberi hormat kepadaNya.
- Pikirkanlah apa yang dikehendaki Tuhan dariMu, dan lakukanlah dengan gembira untukNya.
- "Bayangkanlah Tuhan di depan matamu seumur hidupmu" (Tob 4: 6).
- Setiap hari ada banyak kesempatan untuk berbuat baik. Tuhan memberimu banyak kesempatan itu.
- Perhatikanlah dan gunakanlah itu untuk membawa cinta Tuhan dan kegembiraan dariNya ke dalam dunia.
- Bersikaplah sopan, ramah dan suka menolong dalam bergaul.
- Hindarilah pembicaraan yang tak pantas dan tidak mengenal cintakasih.
- Hindarilah pergaulan yang menjerumuskan dan waspadalah terhadap orang yang tidak dikenal.
- Berdoa dulu sebelum makan. Gembirakanlah hatimu dengan yang diberikan Tuhan untukmu. Makan secukupnya dan tahu batas, juga tidak perlu pilih-pilih makanan.
- Sesudah makan pun bersyukurlah kepada Tuhan.
- Manfaatkanlah waktu luang. Jangan menganggur. Bantulah pekerjaan orang tua karena mereka pun bekerja banyak untukmu. Berilah tenagamu untuk saudara dan teman, hendaknya kamu suka membantu tetangga dan kenangan.
- Habiskan waktu santaimu dengan teman-teman yang baik dan hiburan yang sehat.
- Bersabarlah dalam sengsara dan penderitaan. Ingatlah Kristus Tuhanmu telah menderita sengsara untukmu walau Dia tidak bersalah.
- Persembahkanlah kesusahanmu kepada Tuhan dan Ia akan memberkatimu dengan berlimpah.
- Kuduskanlah hari Minggu dan hari raya yang ditetapkan Gereja.
- Jangan melalaikan Misa Kudus tanpa ada alasan yang berat.
- Berusahalah tidak jatuh dalam dosa berat dan usahakan mengaku dosa agar dalam setiap Misa yang kau ikuti kamu pun dapat menyambut Komuni Kudus.
- Waspadalah terhadap godaan, jangan menyetujuinya sedikitpun. Jika jatuh dalam dosa berat, buatlah penyesalan yang sungguh, mohonlah ampun kepada Tuhan dan secepatnya terimalah Sakramen Tobat. Seorang Kristen yang baik hendaknya tidak membiarkan dirinya tanpa menerima Sakramen Tobat lebih dari satu bulan.
- Sebelum tidur, berdoalah terlebih dahulu. Periksalah batinmu dan sesalilah dosa-dosamu. Periksalah juga apakah engkau telah menepati semua rencana yang kau rencanakan.
- Jika sudah lelah berdoalah sebentar saja, tetapi berdoalah dengan penuh perhatian. Sebelum tidur buatlah tanda salib dengan air suci dan tutuplah matamu dengan berdoa dan pikiran baik lainnya.
- Perjuangkanlah iman yang baik, capailah kehidupan kekal,yang merupakan panggilanmu ( 1Tim 6:12)
- Ingatlah hai orang Kristen : kamu hanya punya satu jiwa untuk diselamatkan satu Tuhan untuk dicintai dan dilayani, satu keabadian untuk diharapkan.
- Kematian akan datang, penghakiman menyusulnya; kemudian surga atau neraka untuk selamanya!
- Karena itu anak-anak Yesus dan Maria, hindarilah dosa dan semua kesempatan untuk berdosa.
- Berdoalah tanpa henti dan seringlah mengaku dosa dan menyambut Komuni.
Kamis, Juli 17, 2008
Mata Adalah Pelita Tubuh
Triduum Hari Pertama - Pesta Nama St. Odilia
Mata adalah Pelita Tubuh
Bacaan: Hak 16: 21-30 | Injil Mat 6: 19-22 |
Saudara dan saudariku yang terkasih
Kita semua tentu sudah tahu sedikit tentang riwayat hidup St. Odilia yang menjadi pelindung paroki kita ini. Bahwa Ia terlahir sebagai anak yang buta. Karena kebutaannya itulah ia ditolak oleh ayahnya. Karena itu tema Triduum hari pertama ini adalah: Mata adalah pelita tubuh.
Hidup kita tergantung pada pandangan mata kita. Hampir semua yang dilakukan oleh tubuh tergantung pada kemampuan mata untuk melihat.
Menjadi buta itu adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Jika kita memandang sekeliling sekarang, kita melihat cahaya di mana-mana. Cahaya tersebut dibawa ke dalam tubuhmu. Dalam bacaan Injil tadi Yesus berbicara soal mata jasmani/fisik. Mata secara fisik, adalah pelita bagi tubuh, bukan pelita bagi akal (intelek) saya, bukan juga pelita bagi jiwa saya, tapi pelita bagi tubuh saya. Dan selama pelita itu bekerja dengan baik, kita mempunyai cahaya dalam tubuh kita.
Coba tutup mata anda dan lihat apa yang terjadi. Di saat anda menutup mata anda, segalanya menjadi gelap. Seketika itu juga anda tiba-tiba berada dalam kegelapan. Lalu anda buka mata anda, dan semuanya menjadi terang kembali.
Saudara dan saudariku....Dalam bacaan Injil hari ini Yesus berkata: “Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.”
Di sini melalui pengalaman jasmani, Yesus ingin memberikan suatu ajaran rohani yang penting kepada kita. Untuk memahami ajaran Rohani ini saya ingin memanggil salah seorang misdinar untuk tampil ke depan.
Permainan: tutup mata salah seorang misdinar.
Bukan karena kegelapan yang mengelilingi dia, tetapi dia sendiri yang mengalami kegelapan tersebut. Cahaya masih bersinar di sekitarnya tetapi dia tidak dapat melihatnya, karena matanya tidak diperbolehkan untuk berfungsi. Begitu pula secara rohani, cahaya ada di sekeliling kita. Cahaya Tuhan bersinar atas kita. Tapi jika kita tidak melihatnya, alasannya bukan karena tidak ada cahaya. Alasannya karena ada yang kurang beres dengan mata rohani kita.
”Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu. Jika matamu jahat gelaplah seluruh tubuhmu”. Apa artinya ayat ini bagi kita? Terjemahan harafiah dari bahasa Yunani adalah: Jika matamu tunggal.....
Kebalikan dari pandangan tunggal adalah pandangan ganda atau pandangan kabur. Pandangan kabur tersebut dikarenakan mata yang tidak terfokus tajam. Jika anda dapat melihat dengan tajam, maka mata anda sehat. Jika mata anda tidak dapat melihat sesuatu dengan jelas dan tajam, maka mata tersebut kabur. Penglihatan anda tidak lagi tajam. Mereka yang memakai kacamata, dapat membuktikannya dengan mudah. Lepaskan kacamata anda dan penglihatan anda tidak lagi tunggal. Lensa mata membantu penglihatan anda menjadi tunggal, sehingga menjadi tajam dan terfokus. Kalau anda lepaskan kacamata, langsung penglihatan anda tidak tunggal lagi. Garis pandang menjadi kabur, dan ada juga yang tidak dapat melihat apa-apa sama sekali. Segalanya kelihatan kabur. Jadi Yesus bukan berbicara tentang mata yang 'baik' dalam pengertian 'sehat' secara umum - tetapi apa yang penting bagi mata adalah penglihatan yang tajam, atau tunggal.
Jadi jika ‘matamu baik’, artinya jika matamu tajam, terarah, terfokus kepada harta surgawi, maka ‘teranglah seluruh tubuhmu’, artinya hidup saudara akan baik. Tetapi ‘matamu jahat’, artinya matamu kabur...tidak terfokus dan terarah karena ada banyak hal yang anda lihat, maka ‘gelaplah seluruh tubuhmu’, artinya hidup kita akan jahat.
Dalam bacaan pertama tadi dikisahkan bahwa mata Simson yang dibutakan membuat dia kehilangan kekuatan sehingga tidak mampu berperan besar bagi dirinya. Ia ditawan orang Filistin, dijadikan kuli pada penggilangan gandum dan dijadikan obyek tertawaan orang.
Ef 1:18 ”Allah menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus”. Ayat ini menganjurkan agar mata hati kita menjadi terang, agar melihat hal-hal yang baik.
Allah menghendaki kita agar menjaga mata kita agar jangan sampai kita jatuh karena mata kita yang tidak bersih / rusak. Simson dicungkil matanya, dan karenanya ia tidak dapat melihat, dan karena ia tidak lagi dapat melihat, ia tidak dapat melawan orang Filistin. Iblis menggunakan cara yang sama pada anak-anak TUHAN, dengan berusaha membutakan mata rohani kita, agar kita tidak lagi dapat melihat mana yang benar, dan akhirnya kita tidak dapat menentukan arah kita, dan berakhir dengan masuk ke dalam maut yang kekal. Dengan membutakan mata, seseorang akan dengan mudah dikalahan, diikat, Oleh sebab itu seringkali seorang Kristen akan menjadi terikat dengan dosa atau suatu penyakit, setelah mata rohaninya dibutakan.
Setelah ditawan, Simson dijadikan kuli penggiling gandum, menjadi budak. Setelah mata rohani seorang Kristen dibutakan, dan jiwanya ditawan, maka otomatis ia akan dijadikan budak iblis, dan terus menerus akan dipaksa untuk melakukan dosa atau terikat akan suatu sakit penyakit, sama seperti Simson dipaksa menggiling gandum.
Yang perlu diingat adalah, jika kita sudah terlanjur menjadi buta rohani selama ini, segeralah berbalik pada TUHAN, seperti Simson yang memanjatkan doa terakhirnya, sehingga Allah memberinya kesempatan. Allah pasti mengampuni, hanya jika kita menyadari, dan mau bertobat. Saat ini kita masih mempunyai kesempatan, mari, jangan sia-siakan kesempatan ini, jangan merasa putus asa, masih ada kesempatan bagi kita yang berharap. Amen.
Pastor Tony Blikon, SS.CC