Senin, Juni 23, 2008

JANGAN MENGABAIKAN TUHAN
Terlalu sibuk??? Justru harus berdoa…

“apakah sudah tiba bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik sementara Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?” (Hagai 1:4)

Ketika kita bekerja – dalam hal apapun – kita sedang melakukan sesuatu dalam kapasitas kita yang sangat terbatas. Tetapi ketika kita berdoa, Allah sedang memakai kita untuk melakukan perkara besar yang melampaui keterbatasan itu.

Terlalu sibuk? Justru harus berdoa… adalah judul sebuah buku yang ditulis oleh Bill Hybels untuk mengingatkan orang percaya bagaimana mendisiplin diri untuk berdoa.

Ditengah kesibukan dan rutinitas yang sedang saya jalani akhir2 ini, Tuhan tiba-tiba mengingatkan saya kepada buku ini dan semakin mempertegasnya dalam Hagai 1:4. Saya kemudian sadar, bahwa kesibukan telah banyak menyita waktu saya, termasuk waktu special bersama Tuhan.

Firman Tuhan, “apakah sudah tiba bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik sementara Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?” (ayat 4)

Sederhana saja, saya menangkap teguran Tuhan, dan Roh Kudus menjelaskan maksudnya dalam hati saya bahwa Tuhan sedang mengingatkan saya untuk kembali membangun Rumah-Nya yaitu diri saya yang adalah bait Allah (I Korintus 3:17) dari pada terlalu sibuk dengan pekerjaan yang – sebenarnya - tujuannya hanya untuk membentuk kepuasan dan kebanggaan diri sendiri terhadap hasil pekerjaan itu kelak.

Saya sempat berkata dalam hati “Tuhan, bukankah yang sementara saya kerjakan adalah bagian dari pelayanan pekerjaan-Mu?” Tetapi Tuhan berkata “anakku, engkau sama dengan Marta yang sangat sibuk melayani. Alangkah baiknya jika engkau seperti Maria yang lebih memilih untuk duduk dan mendengar perkataan-Ku (Lukas 10:38-42)

Kesibukan dan rutinitas yang padat dalam pelayanan adalah hal yang baik. Namun tanpa persekutuan pribadi dengan Tuhan, kita akan sama dengan "reruntuhan Bait Allah" yang tidak memiliki kekuatan sehingga tinggal menunggu waktu untuk letih dan jenuh...

Saya seperti terbius oleh kesibukan dalam pekerjaan dan menganggap itu sangat menyenangkan hati Tuhan. Tanpa disadari bahwa ternyata hal itu telah membuat saya kehilangan waktu pribadi bersama Dia.

Ternyata diri kita sebagai bait Allah tidak dapat dibangun hanya dengan rutinitas dalam pelayanan, tetapi dengan hubungan pribadi dan persekutuan bersama Tuhan.

Mari mengutamakan Tuhan lebih dari apapun dan bangunlah dirimu sebagai bait Allah yang kudus dengan banyak menyiapkan waktu pribadi bersama dengan Tuhan.

Jangan Mengabaikan Tuhan



JANGAN MENGABAIKAN TUHAN
Terlalu sibuk??? Justru harus berdoa…


“apakah sudah tiba bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik sementara Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?” (Hagai 1:4)

Ketika kita bekerja – dalam hal apapun – kita sedang melakukan sesuatu dalam kapasitas kita yang sangat terbatas. Tetapi ketika kita berdoa, Allah sedang memakai kita untuk melakukan perkara besar yang melampaui keterbatasan itu.

Terlalu sibuk? Justru harus berdoa… adalah judul sebuah buku yang ditulis oleh Bill Hybels untuk mengingatkan orang percaya bagaimana mendisiplin diri untuk berdoa.

Ditengah kesibukan dan rutinitas yang sedang saya jalani akhir2 ini, Tuhan tiba-tiba mengingatkan saya kepada buku ini dan semakin mempertegasnya dalam Hagai 1:4. Saya kemudian sadar, bahwa kesibukan telah banyak menyita waktu saya, termasuk waktu special bersama Tuhan.

Firman Tuhan, “apakah sudah tiba bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik sementara Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?” (ayat 4)

Sederhana saja, saya menangkap teguran Tuhan, dan Roh Kudus menjelaskan maksudnya dalam hati saya bahwa Tuhan sedang mengingatkan saya untuk kembali membangun Rumah-Nya yaitu diri saya yang adalah bait Allah (I Korintus 3:17) dari pada terlalu sibuk dengan pekerjaan yang – sebenarnya - tujuannya hanya untuk membentuk kepuasan dan kebanggaan diri sendiri terhadap hasil pekerjaan itu kelak.

Saya sempat berkata dalam hati “Tuhan, bukankah yang sementara saya kerjakan adalah bagian dari pelayanan pekerjaan-Mu?” Tetapi Tuhan berkata “anakku, engkau sama dengan Marta yang sangat sibuk melayani. Alangkah baiknya jika engkau seperti Maria yang lebih memilih untuk duduk dan mendengar perkataan-Ku (Lukas 10:38-42)

Kesibukan dan rutinitas yang padat dalam pelayanan adalah hal yang baik. Namun tanpa persekutuan pribadi dengan Tuhan, kita akan sama dengan "reruntuhan Bait Allah" yang tidak memiliki kekuatan sehingga tinggal menunggu waktu untuk letih dan jenuh...

Saya seperti terbius oleh kesibukan dalam pekerjaan dan menganggap itu sangat menyenangkan hati Tuhan. Tanpa disadari bahwa ternyata hal itu telah membuat saya kehilangan waktu pribadi bersama Dia.

Ternyata diri kita sebagai bait Allah tidak dapat dibangun hanya dengan rutinitas dalam pelayanan, tetapi dengan hubungan pribadi dan persekutuan bersama Tuhan.

Mari mengutamakan Tuhan lebih dari apapun dan bangunlah dirimu sebagai bait Allah yang kudus dengan banyak menyiapkan waktu pribadi bersama dengan Tuhan.

Mintalah, Maka Kamu Akan Diberi


Sewaktu menghadiri misa sore, konsentrasi kami terpecah. Sebabnya tak lain Dan tak bukan adalah seorang anak kecil yang merengek-rengek pada ibu Dan ayahnya meminta dibelikan mainan anak-anak yang dijual di muka gereja. Semula, di tengah suara koor Dan alunan organ, kami mengacuhkannya. Namun setelah Kitab Suci mulai dibacakan Dan situasi sedikit hening, rengekannya mulai mengganggu kami. Dalam hati saya mencela, kenapa tidak dibawa keluar Dan dituruti saja permintaannya agar IA tidak mengganggu keheningan gereja. Tapi orang tuanya rupanya bersikeras mengikuti misa Dan sekali-sekali memberi penjelasan bahwa mereka akan memberikan apa yang diingininya tetapi nanti setelah misa selesai. Hal ini rupanya membuat sang anak semakin gencar dengan rengekannya, IA pun mulai menangis.

Kemudian dibacakan Injil yang nasnya mengenai permohonan kepada Allah. \"Mintalah maka kamu akan diberi,\" begitu kira-kira. Dalam hati saya tersenyum. Itu kalau Allah mau, pikir saya, kalau tidak ya sudah Kita hanya bisa pasrah Dan menganggap mungkin permintaan Kita tidak sesuai dengan rencana Allah atau mungkin juga \"belum saatnya Dia memberi.\"

Saya termenung memikirkan alasan kedua itu. Kembali saya melihat sang anak kecil yang merengek-rengek meminta sesuatu Dan jawaban sang ibu bahwa IA akan mendapatkannya tapi nanti setelah misa selesai. Mau tak mau saya tersenyum, bersyukur atas sebuah drama yang mungkin (walau saya pribadi gak terlalu yakin) disutradarai oleh Allah sebagai contoh bagi Kita yang setiap waktu \"merengek-rengek\" meminta sesuatu bahkan hingga menangis. Mungkin bukannya Allah tidak peduli, mungkin bukan pula Dia tidak mau karena tidak sesuai dengan rencanaNya. Mungkin masalahnya hanya waktunya belum tiba.

\"Mintalah maka kamu akan diberi.\"

Berjalan Bersama Keong



Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan.
Aku tak dapat jalan terlalu cepat, keong sudah berusaha keras merangkak. Setiap kali hanya beralih sedemikian sedikit.

Aku mendesak, menghardik, memarahinya, Keong memandangku dengan pandangan meminta-maaf, serasa berkata : "aku sudah berusaha dengan segenap tenaga !"
Aku menariknya, menyeret, bahkan menendangnya, keong terluka. Ia mengucurkan keringat, nafas tersengal-sengal, merangkak ke depan.
Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan.

Ya Tuhan! Mengapa ? Langit sunyi-senyap. Biarkan saja keong merangkak didepan, aku kesal dibelakang. Pelankan langkah, tenangkan hati....
Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga.
Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut.
Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing.
Aku lihat langit penuh bintang cemerlang.

Oh? Mengapa dulu tidak rasakan semua ini ?
Barulah aku teringat, Mungkin aku telah salah menduga!
Ternyata Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat mamahami Dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalo aku berjalan sendiri dengan cepatnya.
"He's here and with me for a reason"
Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi,
Haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu.
Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat.

Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya.

Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.
Saat bertemu penolongmu,Ingat untuk bersyukur padanya.
Karena ialah yang mengubah hidupmu
Saat bertemu orang yang pernah kau cintai, Ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kasih .
Karena IA lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.
Saat bertemu orang yang pernah kau benci, Sapalah dengan tersenyum.
Karena IA membuatmu semakin teguh / kuat.
Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu,Baik-baiklah berbincanglah dengannya.
Karena jika bukan karena dia, Hari ini engkau tak memahami dunia ini.
Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai, Berkatilah dia.

Karena saat kau mencintainya, bukankah berharap IA bahagia ?

Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu,
Berterima-kasihlah bahwa IA pernah Ada dalam hidupmu.
Karena IA adalah bagian dari nostalgiamu
Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu,
Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannaya.
Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan
Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup,
Berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa IA mencintaimu.
Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan Dan cinta sejati.