Triduum Hari Pertama - Pesta Nama St. Odilia
Mata adalah Pelita Tubuh
Bacaan: Hak 16: 21-30 | Injil Mat 6: 19-22 |
Saudara dan saudariku yang terkasih
Kita semua tentu sudah tahu sedikit tentang riwayat hidup St. Odilia yang menjadi pelindung paroki kita ini. Bahwa Ia terlahir sebagai anak yang buta. Karena kebutaannya itulah ia ditolak oleh ayahnya. Karena itu tema Triduum hari pertama ini adalah: Mata adalah pelita tubuh.
Hidup kita tergantung pada pandangan mata kita. Hampir semua yang dilakukan oleh tubuh tergantung pada kemampuan mata untuk melihat.
Menjadi buta itu adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Jika kita memandang sekeliling sekarang, kita melihat cahaya di mana-mana. Cahaya tersebut dibawa ke dalam tubuhmu. Dalam bacaan Injil tadi Yesus berbicara soal mata jasmani/fisik. Mata secara fisik, adalah pelita bagi tubuh, bukan pelita bagi akal (intelek) saya, bukan juga pelita bagi jiwa saya, tapi pelita bagi tubuh saya. Dan selama pelita itu bekerja dengan baik, kita mempunyai cahaya dalam tubuh kita.
Coba tutup mata anda dan lihat apa yang terjadi. Di saat anda menutup mata anda, segalanya menjadi gelap. Seketika itu juga anda tiba-tiba berada dalam kegelapan. Lalu anda buka mata anda, dan semuanya menjadi terang kembali.
Saudara dan saudariku....Dalam bacaan Injil hari ini Yesus berkata: “Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.”
Di sini melalui pengalaman jasmani, Yesus ingin memberikan suatu ajaran rohani yang penting kepada kita. Untuk memahami ajaran Rohani ini saya ingin memanggil salah seorang misdinar untuk tampil ke depan.
Permainan: tutup mata salah seorang misdinar.
Bukan karena kegelapan yang mengelilingi dia, tetapi dia sendiri yang mengalami kegelapan tersebut. Cahaya masih bersinar di sekitarnya tetapi dia tidak dapat melihatnya, karena matanya tidak diperbolehkan untuk berfungsi. Begitu pula secara rohani, cahaya ada di sekeliling kita. Cahaya Tuhan bersinar atas kita. Tapi jika kita tidak melihatnya, alasannya bukan karena tidak ada cahaya. Alasannya karena ada yang kurang beres dengan mata rohani kita.
”Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu. Jika matamu jahat gelaplah seluruh tubuhmu”. Apa artinya ayat ini bagi kita? Terjemahan harafiah dari bahasa Yunani adalah: Jika matamu tunggal.....
Kebalikan dari pandangan tunggal adalah pandangan ganda atau pandangan kabur. Pandangan kabur tersebut dikarenakan mata yang tidak terfokus tajam. Jika anda dapat melihat dengan tajam, maka mata anda sehat. Jika mata anda tidak dapat melihat sesuatu dengan jelas dan tajam, maka mata tersebut kabur. Penglihatan anda tidak lagi tajam. Mereka yang memakai kacamata, dapat membuktikannya dengan mudah. Lepaskan kacamata anda dan penglihatan anda tidak lagi tunggal. Lensa mata membantu penglihatan anda menjadi tunggal, sehingga menjadi tajam dan terfokus. Kalau anda lepaskan kacamata, langsung penglihatan anda tidak tunggal lagi. Garis pandang menjadi kabur, dan ada juga yang tidak dapat melihat apa-apa sama sekali. Segalanya kelihatan kabur. Jadi Yesus bukan berbicara tentang mata yang 'baik' dalam pengertian 'sehat' secara umum - tetapi apa yang penting bagi mata adalah penglihatan yang tajam, atau tunggal.
Jadi jika ‘matamu baik’, artinya jika matamu tajam, terarah, terfokus kepada harta surgawi, maka ‘teranglah seluruh tubuhmu’, artinya hidup saudara akan baik. Tetapi ‘matamu jahat’, artinya matamu kabur...tidak terfokus dan terarah karena ada banyak hal yang anda lihat, maka ‘gelaplah seluruh tubuhmu’, artinya hidup kita akan jahat.
Dalam bacaan pertama tadi dikisahkan bahwa mata Simson yang dibutakan membuat dia kehilangan kekuatan sehingga tidak mampu berperan besar bagi dirinya. Ia ditawan orang Filistin, dijadikan kuli pada penggilangan gandum dan dijadikan obyek tertawaan orang.
Ef 1:18 ”Allah menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus”. Ayat ini menganjurkan agar mata hati kita menjadi terang, agar melihat hal-hal yang baik.
Allah menghendaki kita agar menjaga mata kita agar jangan sampai kita jatuh karena mata kita yang tidak bersih / rusak. Simson dicungkil matanya, dan karenanya ia tidak dapat melihat, dan karena ia tidak lagi dapat melihat, ia tidak dapat melawan orang Filistin. Iblis menggunakan cara yang sama pada anak-anak TUHAN, dengan berusaha membutakan mata rohani kita, agar kita tidak lagi dapat melihat mana yang benar, dan akhirnya kita tidak dapat menentukan arah kita, dan berakhir dengan masuk ke dalam maut yang kekal. Dengan membutakan mata, seseorang akan dengan mudah dikalahan, diikat, Oleh sebab itu seringkali seorang Kristen akan menjadi terikat dengan dosa atau suatu penyakit, setelah mata rohaninya dibutakan.
Setelah ditawan, Simson dijadikan kuli penggiling gandum, menjadi budak. Setelah mata rohani seorang Kristen dibutakan, dan jiwanya ditawan, maka otomatis ia akan dijadikan budak iblis, dan terus menerus akan dipaksa untuk melakukan dosa atau terikat akan suatu sakit penyakit, sama seperti Simson dipaksa menggiling gandum.
Yang perlu diingat adalah, jika kita sudah terlanjur menjadi buta rohani selama ini, segeralah berbalik pada TUHAN, seperti Simson yang memanjatkan doa terakhirnya, sehingga Allah memberinya kesempatan. Allah pasti mengampuni, hanya jika kita menyadari, dan mau bertobat. Saat ini kita masih mempunyai kesempatan, mari, jangan sia-siakan kesempatan ini, jangan merasa putus asa, masih ada kesempatan bagi kita yang berharap. Amen.
Pastor Tony Blikon, SS.CC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar